Oleh: Elza Peldi Taher

Sejak kecil, salah satu kebiasaan yang paling menyenangkan bagi saya adalah menyaksikan matahari terbit di pagi hari dan terbenam di sore hari. Apa lagi saat masih di kampung, di bawah langit biru yang begitu luas, terdapat pemandangan indah dari gunung Kerinci yang menjulang gagah di kejauhan. Memandang gunung Kerinci, bukit-bukit, sawah, dan pepohonan hijau yang membentang luas, memberi kedamaian dihati.

Tiap pagi, sungguh menyenangkan melihat matahari naik di ufuk timur, sinarnya menyinari segala yang ada di bumi ini tanpa membeda-bedakan; dari hutan belantara hingga kota-kota sibuk, dari manusia hingga hewan-hewan kecil yang merayap di tanah. Cahaya hangatnya membangunkan alam dari tidur, memberi energi pada tumbuhan untuk tumbuh, dan memberikan harapan pada setiap makhluk hidup untuk memulai hari baru.

Ketika sinar matahari pertama kali menyentuh bumi, langit berubah menjadi gradasi warna-warni yang menakjubkan. Awan-awan tipis seperti kapas bergerak perlahan-lahan di langit yang masih biru muda, menciptakan koreografi alam yang tiada duanya. Pepohonan hijau memantulkan sinar matahari yang datang, memberikan warna-warni yang dramatis di atas bukit dan sawah yang menghijau.

###

Kebaikan matahari tidak hanya berakhir di pagi hari. Saat senja menjelang dan hari bergerak menuju malam, matahari dengan lembutnya meredup, mempersiapkan malam untuk menghampiri. Perlahan-lahan, ia pergi meninggalkan langit yang indah dengan warna-warni senja. Ini bukanlah perpisahan yang sedih, tetapi lebih sebagai penghormatan pada peran malam yang diperlukan bagi kehidupan. Manusia bisa beristirahat dengan nyaman, binatang-binatang malam bisa keluar mencari makanan, dan dunia alam bisa menyeimbangkan dirinya kembali.

Jika senja telah datang, saya sering menantikan saat matahari terbenam, tidak hanya untuk menikmati pemandangan yang spektakuler, tetapi juga sebagai waktu refleksi dan harapan untuk hari esok. Matahari terbenam bukan sekadar peristiwa alam biasa. Ia adalah persembahan dari kebesaran alam semesta yang tak terbantahkan.
Namun, keindahan matahari terbenam tidak hanya terlihat; ia juga dirasakan dalam ke dalam jiwa. Momen ini menyentuh kita pada tingkat yang lebih dalam, menghidupkan perasaan damai dan pengakuan akan keagungan yang lebih besar dari diri kita sendiri. Di hadapan keindahan ini, perasaan penakjuban dan rasa syukur mengalir tanpa usaha.
Tidak peduli seberapa sibuknya hidup kita, detik-detik matahari terbenam memberikan waktu untuk merefleksikan keindahan alam yang maha kuasa. Ini adalah pengingat bahwa di tengah segala kemajuan teknologi dan dinamika sosial, kita tetap terhubung dengan alam dan keindahannya. Mungkin itu juga mengingatkan kita akan pentingnya melambat, merenung, dan menikmati momen-momen kecil yang memberi warna pada kehidupan kita.

Detik-detik matahari terbenam, dengan segala keindahannya yang tak tergantikan, mengajarkan kita tentang kerendahan hati, tentang keindahan yang dapat ditemukan dalam kesederhanaan, dan tentang keabadian yang tersembunyi di balik momen-momen singkat. Ia adalah bukti bahwa dalam diamnya keberadaan, ada kekuatan yang memancar dan menyentuh jiwa kita secara mendalam.

#####

Hanya saja, kita sering kali melupakan betapa pentingnya kehadiran matahari dalam kehidupan kita sehari-hari. Tanpa matahari, dunia akan tenggelam dalam kegelapan dan dingin yang tak terhingga. Tanpa cahayanya, tumbuhan tidak akan bisa fotosintesis, makanan tidak akan bisa tumbuh, dan rantai makanan akan terhenti. Kehadirannya memberi kita tidak hanya kehidupan, tetapi juga keindahan yang tiada taranya. Dari perlawanan fajar hingga keheningan senja, matahari mengingatkan kita bahwa ada keajaiban di setiap waktu dan peristiwa.

Matahari, simbol ketulusan yang abadi, mengajar kita bahwa hidup memiliki arti yang dalam. Ia mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas setiap anugerah yang kita terima, dan untuk menyebarkan kebaikan tanpa pamrih kepada mereka di sekitar kita. Di balik kemegahannya yang megah, kita menemukan pesan yang sederhana: bahwa cinta sejati adalah ketulusan tanpa syarat.

Namun demikian, saat ini tantangan besar menghadang keberlangsungan matahari dan keberadaan kita di planet ini. Perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan, termasuk penipisan lapisan ozon yang melindungi bumi dari radiasi berbahaya matahari. Deforestasi, polusi udara, dan limbah plastik semakin memperburuk kondisi alam kita.

Berterima kasihlah pada matahari bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan nyata untuk memelihara alam raya. Mengurangi jejak karbon, mendukung energi terbarukan, dan mendukung upaya pelestarian lingkungan adalah langkah-langkah konkret yang dapat kita ambil untuk menghormati peran vital matahari dalam kehidupan kita. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk melindungi kehidupan di bumi ini, termasuk masa depan generasi mendatang.

Di balik kehangatan sinarnya, ia juga menyimpan pesan tentang kerapuhan alam kita dan perlunya kita bertindak sebagai pelindungnya. Dengan begitu, kita tidak hanya menghargai matahari, tetapi juga memperkuat komitmen untuk menjaga keberlanjutan hidup di bumi ini.

Pondok Cabe Udik 20 Juli 2024