Oleh: Alex Runggeary

Pada masa akhir hidupnya, seperti juga kebanyakan hidup manusia dimanapun, ingatannya tidak lagi setajam dulu. “Memory is at once my secure material and my tool. Without it, there’s nothing”, Gabriel. Ia memutuskan untuk tidak menerbitkan hasil kerjanya yang terakhir ini. Ia sendiri tidak yakin kisah dalam kerjanya ini layak atau tidak sebagai novel. Ia menitipkan pesan kepada orang orang dekatnya untuk memusnahkan draft kerja itu.

Aku dapat membayangkan, begitu banyak ide, begitu banyak draft yang hanya berakhir di tempat sampah. Untukku, seperti juga kebanyakan pengarang, ide itu datang silih berganti dalam benak. Seperti mimpi yang setiap malam berganti topik. Sampai- sampai aku kebingungan sendiri, mana yang mana.

Draft- draft itu terpinggirkan dan tak pernah tersentuh lagi ketika datang ide baru yang nampak lebih menjanjikan. Tetapi terus terang saja beberapa tahun terakhir ini terhenti, terkena, wtriters block.

Draft novel Gabriel yang ini hampir saja hilang tertelan waktu. “This book doesn’t work. It must be destroyed”. Namun buku Gabo, nama panggilan orang dekatnya, mereka kemudian melanggar perintahnya, dan menerbitkannya setelah 10 tahun ia meninggal. (17 April 2014).

Saya tanpa terduga memiliki buku – mini hard-cover – dari penerbit Alfred A. Knopf, 2024 ( Canada, New York) – di Periplus YIA dalam perjalanan ke Jakarta 12 Juni 2024 kemarin. Beberapa lembar sketsa tulisan asli disertakan di dalamnya. Tebalnya hanya 129 halaman. Saya baru membaca beberapa halaman. Kisah perjalanan Ana Magdalena Bach, 47 tahun, yang secara tetap pergi berangkat menyeberang dengan Ferry ke pulau di laut biru Caribia yang indah itu. Ia melakukannya secara tetap setiap tanggal 16 Agustus setiap tahunnya.

Ada apa? Itu yang ada dalam benakku! Aku sedang menikmati liburan panjang di luar kota. Tentu saja sambil membaca. What book are you reading now friends?
————-
*) Pengarang delapan novel