Oleh: Muhammad Solihin Oken

Kucing itu mengeong pada empunya, seorang lelaki yang tinggal sendiri dalam ruangan bahasa. Lelaki itu memberikan sejumlah susu yang diletakkan dalam pinggan plastik, dan berkata: meoongng. Si kucing merasa terpanggil datang mendekat ke empunya, dan menikmati susu dalam belaian si empunya. “Hari yang panas,” kata si empunya kepada kucingnya. Si kucing menatapnya dengan senyum, sambil menjilati susu yang tersisa. “Kau tahu, bagaimana menikmati hari panas seperti ini tanpa susu? tanya si empunya. Dan si kucing menatapnya, sambil menggeleng. Si empunya tertawa kecil, meski di hatinya memaki keadaan. Di dalam ruang, ada persoalan dengan susu. Tapi, di luar yang ditemukannya hanya ketidak pastian. Di dalam masih lebih menyenangkan, ketimbang di luar

Dia kembali mengetik. Dan kucing itu mulai tidur. Tampak pulas setelah meminum susu. Kenapa aku tak bisa menghasilkan susu, kata si lelaki bicara sendiri, memaki keadaan. Seekor kucing punya nafas yang halus, dan bagaimana bila nafas itu berhenti karena persediaan susu habis. Lebih baik nafasku yang habis lebih dulu ketimbang si meong, pikirnya. Kemudian dia memasang tape recorder, menyetel lagu “bukan lautan hanya kolam susu’ keras-keras. Dia mulai berpikir tentang kolam susu untuk si kucing.

Di dalam ada persoalan, di luar penuh ketidakpastian. Kucing itu lebih memberikan perasaan pasti, dari pada orang-orang di luar. Perasaan itu sangat membantu dia menulis. Tulisannya hampir selesai, dan si kucing bangun. Kucing itu mengulet tiga kali sebelum pergi melompat ke atas tubuh empunya. Kau tahu hubungan kita ini akan berapa lama lagi? Tanya lelaki pada si kucing. Si kucing menatapnya dengan senyum, kemudian menggeleng. Di dalam ruang ini kita punya persoalan, tapi di luar lebih banyak lagi persoalan, ucap lelaki kepada kucingnya lagi. Apakah kamu mau bila kuserahkan dirimu untuk diadopsi? Aku punya kenalan orang baik, dan aku yakin dia dapat menjagamu dengan susu yang cukup. Si kucing membalikkan tubuhnya menatap si empunya dengan senyum, sambil merebah manja. Tidak! Tidak! Aku tidak akan membiarkanmu diadopsi. Tapi, bolehkah kau membantuku berpikir sedikit, bagaimana membuat suasana kepastian di luar? Si kucing menatap si empunya dengan senyum, dan tiba-tiba berkata: Ketidakpastian adalah kesulitan yang tidak diterima dengan besar hati. Bagaimana bila aku keluar dan lepaskan kesulitan kita ini? Si empunya kaget, dan bertanya: kau mau apa keluar? Dan si kucing menjawab: aku ingin mengeong, dan mencari susu buatmu.